Pesawat Pendeteksi Nuklir Tinggalkan Aceh

Pesawat Pendeteksi Nuklir Tinggalkan Aceh

Baca Juga


BANDA ACEH - Pesawat militer pendeteksi nuklir milik Amerika Serikat (AS), meninggalkan Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar, Jumat (7/4) pukul 10.00 WIB. Pesawat itu akan menuju Bandara Kadena, Okinawa, Jepang yang merupakan pangkalan militer AS di Asia Pasifik.

Jadwal penerbangan pesawat militer milik US Air Force (Angkatan Udara AS) itu kemarin sempat tertunda selama dua jam dari jadwal semula. Awalnya pesawat dijadwalkan akan lepas landas pukul 08.00 WIB, namun karena awak pesawat masih harus menyelesaikan sejumlah perizinan dan dokumen dengan pihak Airnav, sehingga mereka baru menuju runway pukul 10.00 WIB.
Dalam penerbangan kemarin, pesawat Boeing 707 memang tidak mengangkut semua awak dan barang menuju Jepang. Amatan Serambi di bandara kemarin, sejak pukul 07.00 WIB pesawat terlihat sudah bergeser dari apron menuju taxiway. Beberapa kru juga terlihat masih sibuk melakukan persiapan penerbangan.

Namun, sejumlah barang milik militer AS, seperti kontainer, mesin yang rusak dan beberapa alat pendukung recovery tampak tidak dinaikkan ke pesawat, tapi masih menumpuk di apron. Bahkan setelah pesawat mengudara, sekitar sebelas awak pesawat tampak masih tinggal di bandara, informasinya mereka merupakan mekanik dan tim pengamanan.
General Manager PT Angkasa Pura II SIM, Surahmat kemarin mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan semua pihak, sehingga pesawat itu sudah selesai tahap perbaikannya dan siap melanjutkan perjalanan.

Untuk diketahui, sejak pertama mendarat darurat, pesawat itu sudah berada di Aceh selama 15 hari. Surahmat menambahkan, setelah mesin kembali menyala pesawat itu akan terbang ke Jepang. Sedangkan sejumlah barang milik mereka yang saat ini tertinggal di bandara akan dijemput lagi oleh pesawat pengangkut, namun Surahmat belum mengonfirmasi jadwal penjemputan kargo tersebut.
Sedangkan terkait belasan awak yang masih tertinggal di Aceh, ia belum menerima informasi mengenai kelanjutannya, dijemput dengan pesawat militer atau akan kembali dengan pesawat komersial.

Sebelumnya diberitakan, pesawat dengan call sign TORA 82 itu terbang dari Diego Garcia ke Okinawa, Jepang, pada Jumat (24/3). Namun, saat berada 100 mil dari Banda Aceh, pesawat yang mengangkut 20 awak itu mengalami kerusakan mesin dan mendarat darurat di Bandara SIM.
Setelah itu, pada Minggu (26/4), otoritas Amerika Serikat mengirim pesawat tanker jenis Boeing 707, untuk menjemput 14, dari 20 awak yang tertahan di Aceh dan dibawa kembali ke Diego Garcia. Belakangan diketahui, pesawat yang rusak itu ternyata berfungsi sebagai pendeteksi nuklir yang baru saja menyelesaikan misi mengendus nuklir di beberapa negara. Namun, saat kembali ke pangkalan di Jepang mengalami kerusakan.

Kemudian informasi kedatangan pesawat pengantar mesin sempat berubah beberapa kali, barulah pada Selasa (4/4), pesawat C-17 Globemaster (sebelumnya ditulis C-17 Galaxy) yang terbang dari Washington DC tiba di Bandara SIM, dengan mengangkut mesin, sukucadang, hingga mekanik. Sehari setelah perbaikan, Jumat (7/4) si ‘Pengendus Nuklir’ itu pun melanjutkan penerbangan. (mun)


Related Posts

Pesawat Pendeteksi Nuklir Tinggalkan Aceh
4/ 5
Oleh